1. Pengertian Antibiotik
Antibiotik berasal dari bahasa latin yang terdiri
dari antiyaitu lawan, biosyaitu
hidup. Antibiotik adalah zat- zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi
dan bakteri, yang menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain,
sedangkan toksinitas atau racunnya
terhadap manusia relatif kecil.Antibiotik
pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928.
Tetapi penemuan ini dikembangkan dalam terapi oleh dr. Florey pada tahun 1940.
Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik yang digunakan oleh
penyelidik-penyelidik yang lain di seluruh dunia, namun toksisitasnya sebagian
saja yang dapat digunakan sebagai obat.
2. Mekanisme Antibiotik
a. Menghambat
sintesa dinding sel akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna dan tidak
dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel akan pecah. (Golongan
antibiotik penisilin dan golongan antibiotik sefalosforin).
b. Menghambat
sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan
pembentukannya, hingga bersifat lebih permeable akibatnya zat- zat penting dari
isi sel dapat keluar. (Golongan antibiotik polipeptida).
c. Menghambat
sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk.(Golongan
antibiotik kloramfenikol, golongan tetrasiklin, golongan aminoglikosida,
golongan maklorida).
d. Menghambat
pembentukan asam- asam inti (DNA dan RNA) akibatnya se1 tidak dapat berkembang.
(Golongan rifampisin dan golongan asam fusidat).
3. Efek Samping
1.
Sensitasi atau hipersensitif, yaitu penggunaan
obat secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan kalau obat yang
sama diberikan maka ada kemungkinan terjadi hipersensitif atau alergi.
2.
Resistensi, yaitu
menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat
yang bersangkutan karena obat tersebut digunakan terus menerus.
3.
Supra infeksi, yaitu
infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab
infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama
terjadi pada penggunaan broad spectrum
yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri didalam usus saluran
pernafasan dan urogenital.
4. Penggolongan Antibiotik
1. Golongan
Penisilin
Antibiotik
pertama kali ditemukan dari Alexander Fleming tahun 1928 di London, kemudian
dikembangkan oleh Florey untuk penggunaan sistemik dengan menggunakan Penisilium notatum.Antibiotik ini digunakan untuk
mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran
pernapasan, dan lain-lain.Sebagian orang mungkin mengalami alergi terhadap
penisilin dengan efek samping demam.
Mekanisme kerja penisilin yaitu
merintangi atau menghambat pembentukan atau sintesa dinding sel bakteri
sehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka
bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis mengakibatkan
dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi mati.
Penisilin spectrum sempit yaitu benzil penisilin (Penisilin G), fenoksimetil penisilin, penisilin tahan
penisilinase.Sedangkan penisilin spectrum luas yaitu ampisilin dan amoksilin.
Efek samping penisilin yaitu reaksi
hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum sickness dan reaksi alergi
sistemik yang serius.Nyeri tenggorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut,
muntah, diare, mudah marah, halusinasi, dan kejang.
2. Golongan Sefalosporin
Antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak
dapat diobati dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrheae dan lain-lain.
Dimana orang yang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan
sebagai alternatif,namun banyak juga ketika seseorang alergi terhadap penisilin, maka
kemungkinan besar dia akan alergi terhadap sefalosporin juga.
Efek samping sefalosporin yaitu diare, kejang perut, dan demam
tinggi maupun demam biasa.
Mekanisme kerja sefalosporin sama dengan mekanisme kerja penisilin
yaitu merintangi atau menghambat pembentukan atau sintesa dinding sel bakteri
sehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka
bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis mengakibatkan
dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi mati.
Obat yang termasuk golongan sefalosporin yaitu sefaklor, sefadroxil, sefotaksim, seftazidim, seftriakson, sefuroksim, sefaleksin, sefadrin, sefazolin.
3.
Golongan Aminoglikosida
Antibiotik ini ditemukan dalam rangka mencari anti mikroba untuk
mengatasi bakteri gram negatif.Tahun 1943 berhasil diisolasi suatu turunan Streptomyces griseus yang menghasilkan streptomisin, yang aktif terutama terhadap
mikroba gram negatif termasuk basis tuberkuliosis.
Mekanisme kerja aminoglikosida yaitu menghambat pembentukan sel
bakteri karena efektif dalam menghambat produksi protein bakteri, aminoglikosida
diberikan untuk mengobati thypus dan pneumonia.Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab
infeksi, terdapat risiko bakteri semakin tahan terhadap antibiotik
ini.Aminoglikosida efektif mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun
berpotensi melemahkan ginjal dan fungsi hati.
Penggolongan berdasarkan rumus kimia ada 5 yaitu:
a. Steptomisin: diperoleh dari Steptomyces
griseus oleh Walksman pada tahun 1943 dan sampai
sekarang penggunaannya terbatas hanya untuk tuberkulosa. Toksisitasnya sangat
besar karena dapat menyebabkan kerusakan pada saraf otak ke 8 yang melayani
organ keseimbangan dan pendengaran.Gejala awalnya yaitu sakit kepala, mual, dan
muntah.
b. Neomicin: diperoleh dari Streptomyces
fridae oleh Walksman.Tersedia
untuk penggunaan topikal dan oral. Penggunaan lokal banyak dikombinasi kan dengan antibiotik lain (polimiksin B,
basitrasin) untuk menghindari terjadi nya risistensi.
c. Kanamisin: diperoleh dari Streptomyces
kanamyceticus oleh
Umezawa pada tahun 1955. Berkhasiat bakteriostatik pada basil TBC bahkan
resistensi terhadap streptomisin sehingga menjadi obat pilihan keduabagi
penderita TBC.Digunakan juga untuk pengobatan saluran kemih oleh pseudomonas
(suntikan).Efek sampingnya gangguan keseimbangan dan pendengaran, toksis
terhadap ginjal.
d. Gentamisin: diperoleh dari Mycromonospora
purpurea berkhasiat
terhadap infeksi kuman gram negatif seperti proteus, pseudomonas, klebseilla, enterobacter yang menyebab kan meningitis, osteomielitis pneumonia,
infeksi lika bakar, infeksi saluran kemih, telinga, hidung, dan tenggorokan.
e. Famisetin: diperoleh oleh Streptomyces
decaris digunakan
secara local saja misalnya salep atau kasa yan diimpragnasi.
Obat yang termasuk golongan aminoglokosida yaitu kanamisin sulfate, gentamisin, tobramisin sulfate, neomisin sulfate, framisetin, streptomisin, amikasin.
Efek samping aminoglikosida yaitu alergi potensinya untuk menimbulkan alergi
rendah.Kadang-kadang dapat terjadi reaksi kulit memerah, eosinofilia, demam,
kelainan darah, dermatitis, angioudem, stomatitis dan syok anafilaksis.
4. Golongan
Kloramfenikol
Antibiotik ini diisolasi pertama kali pada tahun 1974 dari Streptomyces venezuelae. Merupakan antibiotik dengan spectrum luas dan memiliki daya anti
mikroba yang kuat maka penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun
1950 ketika diketahui bahwa obat ini menimbulkan anemia aplastik yang
fatal.Mekanisme kerja nya yaitu merintangi sintesis protein bakteri.
Efek Samping:
a.
Kerusakan sumsum tulang
belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu sehingga timbul
anemia aplastis.
b.
Gangguan gastrointestinal:
mual, muntah, diare.
c.
Gangguan neuron: sakit kepala,
neuritis optik, neuritis perifer.
d.
Pada bayi atau bayi prematur
dapat menyebabkan gray syndrome (bayi alergi, kebiru-biruan, kekurangan
oksigen).
Digunakan untuk obat thypus-abdominalis dan infeksi parah
meningitis, pneumonia disebabkan oleh Haemophilus
influenza.
Obat yang termasuk golongan kloramfenikol yaitu kloramfenikol kapsul, tiamfenicol kapsul.
5.
Golongan Tetrasiklin
Antibotik ini pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang
dihasilkan oleh Streptomyces aureofinciens.Kemudian ditemukan
okstetrasiklin dari Streptomyces rimosus.Tetrasiklin dibuat sendiri secara
semi sintesis dari klortetrasilin.
Mekanisme kerja tetrasiklin menghambat sintesa protein bakteri.Penggunaan tetrasiklin
untuk mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba, pneumonia, kolera,
infeksi saluran empedu.
Efek Samping:
a.
Mual, muntah- muntah, diare
karena adanya perubahan flora usus.
b.
Mengendap pada jaringan tulang
dan gigi yang sedang tumbuh menyebabkan gigi menjadi bercak-bercak coklat mudah
berlubang serta pertumbuhan tulang terganggu.
c.
Foto sensitasi.
d.
Sakit kepala, vertigo.
Obat yang termasuk golongan tetrasiklin yaitu tetrasiklin, doxycycline, oxytetracycline, minosiklin.
6.
Golongan Makrolida
Antibiotik ini terdiri dari Eritromisin dan Spiramisin.
a.
Eritromisin: dihasilkan oleh Streptomyces erythreus, berkhasiat sebagai bakteriostatik, karena memiliki spectrum
antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, maka obat ini digunakan
alternatif pengobatan.Mekanisme kerjanya yaitu merintangi sintesis protein
bakteri.Sediaan pengganti penisilin, bagi sensitif terhadap penisilin. Yang termasuk golongan ini yaitu erytromisin (generik)
kapsul 250 mg, 500mg, sirup kering 200 mg/5 ml.
b.
Spiramisin: spectrum nya sama
dengan eritromisin hanya lebih lemah. Keuntungan nya adalah daya penetrasi ke
jaringan mulut, tenggorokan dan saluran pernafasan lebih baik dari eritromisin. Yang termasuk golongan ini yaitu: spiramisin (generik) tablet 250 mg dan 500 mg.Efek samping makrolida
yaitudemam,
eosinofilia, erupsi kulit yang cepat hilang.Obat yang termasuk golongan makrolida
yaitu eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta
spiramisin.
7. Golongan
Rifampisin
Antibiotik ini dihasilkan dari Streptomyces
mediterranei berkhasiatbakteriostatik
terhadap mikobakterium tuberculosa dan lepra.
Efek samping golongan rifampisin yaitu menyebabkan warna merah pada
urine, dahak, keringat dan air mata, juga pakai lensa kontak dapat menjadi
merah permanen.Obat yang termasuk golongan rifampisin yaitu kalrifam, rifam, rifamtibi.
Mekanisme kerja rifampisin yaitu menghambat DNA-dependent RNA
polimerase pada sel-sel bakteri dengan mengikat versi beta-subunit, sehingga
mencegah transkripsi RNA dan selanjutnya untuk terjemahan pada protein.
8.
Golongan Asam Fusidat
Antibiotik Asam Fusidat dihasilkan oleh jamur Fusidum coccineum.Merupakan satu-satunya antibiotik dengan rumus steroid, aktifitas
nya mirip penisilin tetapi lebih sempit. Khusus nya dianjurkan pada radang
sumsum tulang, biasanya obat ini dikombinasi kan dengan eritromysin atau
penisilin.Obat yang termasuk golongan asam fusidat yaitu rucidin.Mekanisme kerja
asam fusidat yaitu menghambat pembentukan asam- asam inti (DNA dan RNA)
akibatnya se1 tidak dapat berkembang.
9.
Golongan Fluoroquinolones
Antibiotik ini adalah antibiotik satu-satunya kelas antibiotik yang
secara langsung menghentikan sintesis DNA bakteri.Karena dapat diserap dengan
sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan secara oral.Antibiotik
ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran
kemih dan saluran pernapasan.Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi
pertumbuhan tulang.Itu sebab nya, obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita
hamil atau anak-anak.
Efek samping mual-mual, muntah, diare dan lain-lain.Mekanisme kerja fluoroquinolones adalah menghentikan
secara langsung sintesis DNA bakteri.
10. Golongan
Polipeptida
Antibiotika golongan ini meliputi polimiksin A, B,
C, D dan E. Merupakan kelompok antibiotika yang terdiri dari rangkaian
polipeptida dan secara selektif aktif terhadap kuman gram negatif, misalnya
psedudomonas maupun kuman-kuman koliform yang lain. Toksisitas polimiksin
membatasipemakaiannya, terutama dalambentuk neurotoksisitas dan
nefrotoksisitas. Mungkin dapat berperan lebih penting kembali dengan meningkatnya
infeksi pseudomonas dan enterobakteri yang resisten terhadap obat-obat
lain.Efek samping
polipeptida yaitu kerusakan ginjal dan saraf.Mekanisme kerja polipeptida yaitu secara
aktif membasmi kuman.
11. Golongan
Lain- Lain
Antibiotik ini terdiri dari Linkomisin, Klindamisin, dan Kuinolon.
a.
Linkomisin
Berasal
dari Streptomyces lincolnensis,
memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram positif dengan spectrum lebih
sempit dari eritromisin.Merupakan obat pilihan ke kedua bagi kuman yang
resisten terhadap penisilin khususnya pada radang tulang (osteomielitis).
Efek
samping linkomisin:
1. Saluran pencernaan, seperti mual,
muntah dan diare.
2. Reaksi hipersensitif, seperti rash
dan urtikaria.
3. Rasa yang tidak umum seperti haus,
letih dan kehilangan bobot tubuh (pseudomembranous colitis).
4. Hematopoietik: Neutropenia,
leukopenia, agranulositosis.
Mekanisme kerja linkomisin menghambat
sintesa protein organisme dengan mengikat subunit ribosom 50 S yang
mengakibatkan terhambatnya pembentukan ikatan peptide.
b. Klindamisin
Merupakan
derivate linkomisin sejak tahun 1981 digunakan sebagai lotion untuk pengobatan
jerawat.
Efek
samping klindamisin:
1. Saluranpencernaan,
seperti mual,muntah dan diare.
2. Reaksi hipersensitif, seperti rash
dan urtikaria.
3. Hati: Penyakit kuning, abnormalitas
pemeriksaan fungsi hati.
4. Ginjal: Klindamisin tidak bersifat
langsung terhadap kerusakan ginjal.
5. Hematopoietic:Neutropenia
(leukopenia dan eosinofilia sementara).
6. Muskuloskeletal: Poliartritis.
Mekanisme kerja klindamisin menghambat
sintesa protein organisme dengan mengikat subunit ribosom 50 S yang
mengakibatkan terhambatnya pembentukan ikatan peptida.
c.
Kuinolon
Obat
golongan ini bekerja dengan jalan menghambat pembentukan DNA kuman golongan ini
terdiri dari asam nalidiksat, ofloksasin, spirofloksasin, norfloksasin.
Obat
yang termasuk golongan lain- lain yaitu ciproflokxacin, ofloxacin, lincomycin, nalidixic acid.
Efek
samping kuinolon yaitu pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan berupa
sakit kepala, vertigo, dan insomnia.
SEMOGA BERMANFAAT KAWAN!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar